Langsung ke konten utama

Sang Ratu

Judul: Sang Ratu 
Penulis: Asa Mulchias
Penyunting Bahasa: Aisyah Biru 
Penerbit: Afra Publishing
Cetak: 2012
Tebal: 224 hlm

Sinopsis

Adalah Natassja, gadis kaya yang hidupnya lagi kurang bahagia. Apa pasal? Rupanya karena Natassja merasa dirinya kesaing abis sama mahasiswi-mahasiswi di kampusnya. Apalagi kalo bukan soal menarik perhatian cowok! Kebetulan, ada event menarik di kampusnya. Campus Chick Contest (Triple-C)! Natassja merasa bisa memanfaatkan ajang ini untuk merebut kembali “gelarnya” sebagai cewek paling menawan di kampus. Tapi, belum lagi Natassja ikutan, bokapnya di luar negeri bilang kalo perusahaan mereka lagi krisis. Akhirnya, uang bulanan Natassja distop! Wah, kelabakan, deh, si Natassja. Tiba-tiba dia jadi cewek paling bokek! Apakah Natassja tetep nekad ikut Triple-C? Akankah cewek ini berkorban habis-habisan untuk bisa kembali diperhatikan cowok-cowok?

Review

Saat Anda membaca buku ini maka Anda akan menemukan sosok tokoh utamanya yang memiliki ambisi untuk menjadi jawara di kampus. Bukan sebagai jagoan, tetapi menjadi perempuan paling cantik yang hendak digilai siapa pun. Dia adalah Natassja yang mengambil jurusan D3 Bahasa Inggris di kampusnya, gadis yang supel dan terkenal sebagai anak konglongmerat, namun di awal-awal bab buku ini, Anda akan mendapatkan penuturan yang jelas menerangkan bahwa perusahaan orang tua Natassja si tokoh utama itu sedang di ujung-ujung kebangkrutan, oleh karena itu sulit rasanya bagi Natassja meraih mimpinya.

Bagaimanapun ia tetap berusaha. Lewat ajang Triple-C yang diadakan artis kawakan yang dulu sempat terkenal yaitu Sarah She, Natassja langsung bertekad untuk tetap mengejar mimpinya, bahwa ia harus jadi yang terbaik, menjadi yang terpintar dan tentu saja menjadi yang paling ayu. Sungguh, Natassja berusaha sangat kuat untuk mencapai mimpinya, namun apakah dia akan bisa karena bukanlah selama ini ia tak terbiasa hidup menderita? Apa yang harus dia lakukan untuk dapat membeli make-up make-up mahal atau apa saja yang dapat membuatnya tampak  cantik? Lalu ada skandal apakah di balik pemilihan model Triple-C? Kenapa masalah besar yang terjadi di hidup Natassja tak membuatnya sadar juga bahwa Natassja dalam ancaman berbahaya?

Dari segi penokohan penulis cukup bisa menggambarkan tokoh-tokoh dalam buku ini secara tepat dan sesuai porsinya. Sebut saja Natassja yang digambarkan penuh keinginan namun masih kebingungan untuk mencari jalan keluar, ditambah lagi dia rasanya sudah kehilangan seluruh jiwa raganya saat ayahnya bilang bahwa perusaan ayahnya gulung tikar, penulis buku ini mampu menggambarkan karakter Natassja yang ababil selain lewat narasi tentu saja lewat dialog-dialognya. Lalu ada juga Sarah She, ternyata di buku ini ada kejutan menarik dari tokoh satu ini, ia hadir sebagai salah seorang yang memainkan alur cantik penyelenggaraan ajang Triple-C yang menyedot seluruh perhatian warga kampus Natassja, namun ternyata ada sebab terselubung dia mengadakan acara tersebut, penulis buku ini mampu menggambarkan sosok Sarah She sebagai seorang wanita yang tangguh sekaligus rapuh, tentu lewat narasinya tetapi menurut saya karakter Sarah She dalam buku ini lebih terpancar lewat dialog-dialognya.

Mengenai alur, buku ini dengan gaya lincahnya lewat tuturan-tuturannya yang benar-benar kocak, ia bisa juga hadir dengan  nuansa gelap menggambarkan alur maju mundurnya. Namun keberadaan alur mundur hanya untuk memperkuat lakon salah satu tokohnya saja. Coba tebak siapa dia? Intinya, alur maju mundur dalam buku ini dapat dengan baik diterapkan meskipun di ending akan menemukan twist yang gampang sekali ditebak, semuanya karena ada sebab akibat.

Setting, dalam buku ini setting tempat kurang dideskripsikan dengan baik, antara lokasi dan detail-detailnya rasanya kurang di-explore, dan hal itu memberikan nuansa buram pada cerita ini, tentu saja bagaimnapun yang namanya tempat memiliki salah satu porsi yang bisa memberikan efek cemerlang bagi cerita manapun, kalau tidak ada hanya akan membuat cerita terasa kosong. Penulis di sini hanya mampu mendeskripsikan kampus Natassja saja dengan luwes, selebihnya kosong.

Dan yang terakhir adalah amanah, menurut saya buku ini kekuatan amanahnya kuat sekali, bisa dibilang yang membuat buku ini kuat ya amanahnya, dan menurut saya amanah-amanah tersebut adalah:
  • Syukuri apa yang ada di dalam diri kita, sadari itu sebagai salah satu kelebihan diri kita agar cahaya kepercayaan diri selalu bersinar dalam diri kita
  • Berusahalah untuk hidup sederhana, meskipun kita bergelimangan harta. Kenapa? Agar kita bisa menjadi terbiasa saat roda kehidupan berbalik tidak ada di pihak kita lagi
  • Berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi seorang yang memenangkan suatu hal tanpa menghalalkan segala cara
  • Jadilah manusia yang sadar diri akan keadaannya dan tidak terus menengok ke masa lalu, apalagi masa lalu itu hanya akan membuat kita terus gelisah, cemas, dan bahkan gila
  • Yang terpenting dalam hidup adalah menjadi diri kita sendiri, bagaimanapun penilaian orang anggap saja mereka cuma penonton, toh hidup tidak akan berhenti karena komentar mereka, intinya harus bisa memfilter perkataan tiap orang
  • Dan yang terakhir adalah berusaha untuk tidak memaksakan kehendak, karena hal itu tidak baik jika jelas-jelas kita tahu keterbatasan diri kita ada di mana
Novel ini menyuguhkan kisah yang sebenarnya mainstream, tetapi berkat alur dan amanahnya, novel ini hadir sebagai karya yang bisa dinikmati di kala senggang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

[Travel Writing] Bale Kabuyutan Desa Ciledug Wetan Cirebon

Kemarin mencoba datang ke tempat yang belum pernah dikunjungi. Kebetulan daerah dekat rumah saya. Tulisan ini tadinya telah terkirim ke media tempat PKL saya. Tapi, nasibnya naas karena harus berakhir di recycle bin komputer redaktur. Jadi, saya share saja di blog. Bale kembang di Bale Kabuyutan. (Dok. pribadi) Berlokasi tepat di belakang kantor kuwu Desa Ciledug Wetan Kecamatan Ciledug, Bale Kabuyutan masih berdiri kokoh hingga kini. Bale Kabuyutan adalah salah satu situs peninggalan budaya leluhur Cirebon berbentuk bale kambang (tempat tidur dari kayu). Benda itu tersimpan di dalam ruangan berukuran sekitar 20 x 30 meter. Sedangkan bale kambang itu memiliki ukuran panjang 5 m, lebar 3 m, dan tinggi 0,5 m serta disangga oleh enam tiang. Menurut Mundara (62) selaku juru kunci Bale Kabuyutan, tempat tersebut dulunya difungsikan sebagai tempat pengambilan sumpah bagi mereka yang hendak menganut Islam. Mundara yang sejak tahun 2002 menjadi juru kunci di tempat itu menuturkan bah...

The Cat Returns (2002), Sebuah Ulasan Singkat

Film ini mengisahkan seorang siswa bernama Haru yang kurang bisa menikmati hidupnya karena terasa membosankan. Haru memendam perasaan kepada siswa cowok di sekolahnya namun sayang Haru harus menelan pil pahit karena dia tahu cowok itu sudah memiliki kekasih. Hidup Haru berubah saat dia kemudian menyelamatkan seekor kucing yang akan tertabrak mobil. Sejak saat itu, Haru kembali mempertanyakan kembali makna kebahagiaan dalam hidupnya. Menonton film ini membuatku merasa bahagia dan tenang. Mungkin lebih ke perasaan tentram sepanjang menonton filmnya. Karena aku pikir plot dalam film ini sungguh sangat mudah dicerna namun aku tidak protes. Tidak seperti kebanyakan film lainnya kreasi studio Ghibli, film ini seakan tidak berusaha membuat pusing penontonnya, ya mungkin memang sengaja dibuat mudah ditebak dari segala aspek filmnya.  Menurutku, penonton akan mengambil hikmah tentang tidak banyak menggerutu dalam menjalani hidup saat mereka menuntaskan menonton film ini. Karena ...