Langsung ke konten utama

Goresan Doa untuk Kawan


Tanpa harus panjang lebar membuka monolog ini, aku akan berterus terang pada kalian semua tentang kedua sahabatku ini. Ada beberapa sahabat lain yang sebenarnya hadir. Namun pada episode ini, dua orang hebat inilah yang terpotret kenangan.

Aku ambil dua foto ini suatu hari di padang hijau di bagian selatan desa kami. Beberapa jengkal jaraknya tak jauh dari rumah lelaki kecil yang dulunya suka menggambar dan membuat kerajinan tangan.
1st pict ....
Oh ya, si yang besar ini namanya sangat aneh. Kalau diartikan berupa samudra, mungkin laut, mungkin juga ... akh entahlah, dia hobi melukis, dan sangat mengidolakan girlband. Ini absurd karena ia bersekolah di kelas otomotif. Sungguh tidak selaras.

Si baju kuning, alias si jangkung, kalau aku tak salah artikan namanya itu memiliki makna hamba Allah yang perkasa. Jika kamu ingin menguji kekuatannya, memang tidak lebih besar kekuatan fisiknya dari sahabat pertamaku tadi. Dia hobi menggoreskan pena dan memotret kenangan-kenangan dengan gadget cerdasnya. Masuk kelas IPA dan bercita-cita menjadi dosen, sungguh luar biasa ditunjang dengan IQ-nya yang bisa dibilang jenius ....
2nd pict ....
Keduanya adalah segilintir orang-orang luar biasa dalam kehidupanku. Bisa menerima keadaanku apa adanya, telah banyak kami tertawa bersama, dan tentu saja menahan sakit bersama-sama selama beratus-ratus detik ketika kami terganjal sesuatu. Dan yang paling penting, mereka adalah orang-orang yang selalu setia, punya mimpi, dan punya semangat dalam meniti hidup. Mereka tidak terlalu berlebihan dalam menjalani setiap menit alur kehidupannya, mereka selalu semangat meski keadaan sering tak sejajar dengan harapan dan doa mereka.

Aku selalu mendoakan mereka agar sukses, agar tidak bersedih ketika patah hati, atau agar mereka bisa bersua kembali denganku di surga sana. Amin .... Semoga apa yang mereka cita-citakan tercapai, dan tidak melupakan keluarga, teman, dan orang-orang di samping mereka. Sungguh, catatan ini aku beri tajuk sebagai goresan doa untuk kawan dalam menghadapi perjalanan waktu .... Semoga mereka mengenang sepotong kisah ini dalam keabadian .... Amin ....

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

[Travel Writing] Bale Kabuyutan Desa Ciledug Wetan Cirebon

Kemarin mencoba datang ke tempat yang belum pernah dikunjungi. Kebetulan daerah dekat rumah saya. Tulisan ini tadinya telah terkirim ke media tempat PKL saya. Tapi, nasibnya naas karena harus berakhir di recycle bin komputer redaktur. Jadi, saya share saja di blog. Bale kembang di Bale Kabuyutan. (Dok. pribadi) Berlokasi tepat di belakang kantor kuwu Desa Ciledug Wetan Kecamatan Ciledug, Bale Kabuyutan masih berdiri kokoh hingga kini. Bale Kabuyutan adalah salah satu situs peninggalan budaya leluhur Cirebon berbentuk bale kambang (tempat tidur dari kayu). Benda itu tersimpan di dalam ruangan berukuran sekitar 20 x 30 meter. Sedangkan bale kambang itu memiliki ukuran panjang 5 m, lebar 3 m, dan tinggi 0,5 m serta disangga oleh enam tiang. Menurut Mundara (62) selaku juru kunci Bale Kabuyutan, tempat tersebut dulunya difungsikan sebagai tempat pengambilan sumpah bagi mereka yang hendak menganut Islam. Mundara yang sejak tahun 2002 menjadi juru kunci di tempat itu menuturkan bah...

The Cat Returns (2002), Sebuah Ulasan Singkat

Film ini mengisahkan seorang siswa bernama Haru yang kurang bisa menikmati hidupnya karena terasa membosankan. Haru memendam perasaan kepada siswa cowok di sekolahnya namun sayang Haru harus menelan pil pahit karena dia tahu cowok itu sudah memiliki kekasih. Hidup Haru berubah saat dia kemudian menyelamatkan seekor kucing yang akan tertabrak mobil. Sejak saat itu, Haru kembali mempertanyakan kembali makna kebahagiaan dalam hidupnya. Menonton film ini membuatku merasa bahagia dan tenang. Mungkin lebih ke perasaan tentram sepanjang menonton filmnya. Karena aku pikir plot dalam film ini sungguh sangat mudah dicerna namun aku tidak protes. Tidak seperti kebanyakan film lainnya kreasi studio Ghibli, film ini seakan tidak berusaha membuat pusing penontonnya, ya mungkin memang sengaja dibuat mudah ditebak dari segala aspek filmnya.  Menurutku, penonton akan mengambil hikmah tentang tidak banyak menggerutu dalam menjalani hidup saat mereka menuntaskan menonton film ini. Karena ...