Langsung ke konten utama

Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990



Judul: Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990
            Penulis: Pidi Baiq
            Penerbit: Pastel Book (Mizan)
            Tebal: 332 halaman
            Cetakan XVI: Agustus, 2015

        Dilan adalah sebuah novel remaja yang ditulis Pidi Baiq dengan menyajikan beberapa perbedaan mencolok dari novel remaja kebanyakan. Hal itu membuat keunikan novel Dilan begitu menyedot minat baca pembaca Indonesia. Terbukti buku ini bisa dicetak beberapa kali, dan barangkali bisa cepat diangkat ke layar lebar. Yang membuat buku ini terasa istimewa adalah setting waktu ceritanya yang benar-benar jadul di tahun 1990, penokohannya yang benar-benar kuat, serta plot ceritanya yang sederhana namun sarat makna.

            Keunikan pertama adalah setting waktu ceritanya yang benar-benar mengajak siapa saja bernostalgia. Mengambil waktu di tahun 1990 membuat novel Dilan begitu legit dinikmati. pasalnya romansa percintaan anak SMA di tahun tersebut benar-benar klasik. Tokoh perempuan utama di novel Dilan adalah Milea yang mana pacar Dilan. Dan tentu saja di novel ini tak menceritakan kisah jadul dari sudut pandang remaja yang sudah berpacaran. Melainkan kisah ini lebih menitik beratkan kepada usaha-usaha Dilan mendapatkan hati Milea alias Lia. Aura khas zaman 90-an terpampang khas ketika banyak kejadian-kejadian di novel Dilan pemaparannya begitu kontras dengan tahun sekarang. Sebut saja aksi geng motor saat itu dianggap wajar saja karena memang belum mengarah ke kriminalitas, juga mengenai kisah pacaran yang terasa manis ketika saling balas surat dan menelpon via telepon rumah, dan juga mengenai kondisi sekolah yang masih banyak ditemui guru-guru yang ‘ringan tangan’.
            Keunikan selanjutnya adalah penokohannya yang benar-benar kuat. Digambarkan dari sudut pandang Milea, novel Dilan masih bisa menampilkan karakter-karakternya begitu dalam. Sebut saja Dilan sendiri yang mana anak kelas 2 SMA Kota Bandung yang cerdas, tetapi dia juga ekspresif dan kadang begajulan. Meskipun Dilan adalah panglima tempur geng motor, namun dia menyukai sastra dan cerdas di bidang eksakta. Dia pun begitu romantis dibuktikan dengan tingah-tingah jailnya kepada Milea. Dia pernah mengirim TTS yang sudah dia isi sebagai kado ulang tahun Milea, juga Dilan mengirim coklat kepada Milea tetapi lewat banyak tangan orang lain seperti asisten rumah tangga Milea, kurir koran, dan sebagainya. Hal itu membuat Milea seakan gadis paling istimewa sedunia. Lalu, Milea lewat penceritannya kita akan tahu gadis ini sungguh selalu jujur pada dirinya, kadang ia juga memerlukan banyak perhatian, terutama dari Dilan. Karena diceritakan di novel ini Milea sebenanrnya menjalin hubunagn jarak jauh dengan pacarnya yang dari Jakarta, dia sangat protektif dan sering mengajak bertengkar Milea.
            Dan yang terakhir adalah plot ceritanya yang sederhana namun sarat makna. Memang kisahnya sendiri di novel Dilan ini mengajak kita melihat proses perjuangan Dilan mendapatkan hati Milea. Banyak adegan-adegan yang terkesan natural meskipun ini adalah novel remaja. Misalnya ketika Milea baru datang dari Jakarta setelah bertengkar dengan pacarnya, Dilan malah meminta tolong nenek-nenek tukang pijat yang mana tetangganya agar menyembuhkan Milea yang saat itu sakit. Atau adegan saat Dilan berkelahi dengan Anhar yang telah menamar Milea, masalah ini membuat sekolah turun tangan karena mereka berkelahi di area sekolah.

            Membaca novel ini akan membuat kita bernostalgia karena cerita sederhananya ber-setting waktu tempo dulu. Keunikan-keunikannya yang lain pun senantiasa akan membuat kita betah menimati novel ini hingga kita tidak akan sadar tiba di akhir halaman kisah Milea dan Dilan. Kisah ini pun berlanjut di buku kedua berjudul Dilan 2 yang terbit Juni 2015.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

[Travel Writing] Bale Kabuyutan Desa Ciledug Wetan Cirebon

Kemarin mencoba datang ke tempat yang belum pernah dikunjungi. Kebetulan daerah dekat rumah saya. Tulisan ini tadinya telah terkirim ke media tempat PKL saya. Tapi, nasibnya naas karena harus berakhir di recycle bin komputer redaktur. Jadi, saya share saja di blog. Bale kembang di Bale Kabuyutan. (Dok. pribadi) Berlokasi tepat di belakang kantor kuwu Desa Ciledug Wetan Kecamatan Ciledug, Bale Kabuyutan masih berdiri kokoh hingga kini. Bale Kabuyutan adalah salah satu situs peninggalan budaya leluhur Cirebon berbentuk bale kambang (tempat tidur dari kayu). Benda itu tersimpan di dalam ruangan berukuran sekitar 20 x 30 meter. Sedangkan bale kambang itu memiliki ukuran panjang 5 m, lebar 3 m, dan tinggi 0,5 m serta disangga oleh enam tiang. Menurut Mundara (62) selaku juru kunci Bale Kabuyutan, tempat tersebut dulunya difungsikan sebagai tempat pengambilan sumpah bagi mereka yang hendak menganut Islam. Mundara yang sejak tahun 2002 menjadi juru kunci di tempat itu menuturkan bah...

The Cat Returns (2002), Sebuah Ulasan Singkat

Film ini mengisahkan seorang siswa bernama Haru yang kurang bisa menikmati hidupnya karena terasa membosankan. Haru memendam perasaan kepada siswa cowok di sekolahnya namun sayang Haru harus menelan pil pahit karena dia tahu cowok itu sudah memiliki kekasih. Hidup Haru berubah saat dia kemudian menyelamatkan seekor kucing yang akan tertabrak mobil. Sejak saat itu, Haru kembali mempertanyakan kembali makna kebahagiaan dalam hidupnya. Menonton film ini membuatku merasa bahagia dan tenang. Mungkin lebih ke perasaan tentram sepanjang menonton filmnya. Karena aku pikir plot dalam film ini sungguh sangat mudah dicerna namun aku tidak protes. Tidak seperti kebanyakan film lainnya kreasi studio Ghibli, film ini seakan tidak berusaha membuat pusing penontonnya, ya mungkin memang sengaja dibuat mudah ditebak dari segala aspek filmnya.  Menurutku, penonton akan mengambil hikmah tentang tidak banyak menggerutu dalam menjalani hidup saat mereka menuntaskan menonton film ini. Karena ...