Langsung ke konten utama

Resensi Novel Selena dan Nebula (Tere Liye)



MENELADANI BERBAGAI NILAI POSITIF KARAKTER SELENA (RESENSI NOVEL SELENA KARYA TERE LIYE, BUKU KE-8 SERIAL PETUALANGAN DUNIA PARALEL)

 

Judul: Selena

Penulis: Tere Liye

Co-author: Diena Yashinta

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tebal: 368 Halaman

Terbit: Cetakan Kedua, April 2020

Harga: Rp90.000,00

Sampul: Orkha Creative

 

Saya kali pertama membaca novel-novel karangan Tere Liye dimulai sejak beberapa tahun silam. Saat itu Tere Liye banyak menerbitkan novel-novel bermuatan kisah-kisah yang menginspirasi. Alangkah terkejutnya saya ketika saya tahu Tere Liye juga menerbitkan sebuah novel fantasi dengan tokoh remaja berjudul Bumi. Setelahnya, ia menerbitkan beruntun karya-karya dalam serial petualangan dunia paralel. Saya lalu membaca Bumi, Bulan, dan Matahari. Saya keranjingan untuk membaca novel-novel itu karena plot cerita novel-novel tersebut sungguh menggugah saya. Saya merasa setiap halamannya terasa page-turning karena petualangan yang tokoh-tokohnya alami sungguh mendebarkan.

Sayangnya, karena kesibukan kerja saya belum sempat melanjutkan membaca novel-novel dalam seri ini lagi. Beberapa tahun kemudian kabar gembira datang yaitu terbitnya buku kedelapan dan kesembilan yang ceritanya sedikit banyak menurut banyak resensi masih bisa dinikmati walaupun saya menjeda membaca novel-novel sebelumnya dalam seri tersebut. Saya berkesampatan membaca Selena terlebih dahulu. Saya mengikuti anjuran blurb buku ini yang tertulis  novel Selena dan Nebula harus dibaca secara berurutan.

Selena sendiri menceritakan seorang gadis berusia 15 tahun yang tinggal di Distrik Sabit Enam, sekitar 200 kilometer dari Kota Tishri yang merupakan ibu kota Klan Bulan. Distrik tersebut terbilang distrik yang terbelakangan. Begitupun Selena dan orangtuanya yang tinggal di sana bisa dikatakan sebagai penduduk yang kehidupannya memprihatinkan. Selena yang malang ditinggal ibunya yang wafat karena penyakit yang menggerogotinya. Menyedihkan sekali karena Selena sebelumnya telah ditinggal pergi ayahnya yang bernasib serupa dengan ibunya.

Untungnya, sebelum ibunya meninggal, Jem alias ibu Selena meninggalkan sebuah wasiat. Jem menitipkan Selena kepada adiknya. Raf sebagai paman Selena memboyong Selena ke kediamannya di Distrik Tsar Kota Tishri. Hidup Selena bisa dibilang mendapat kejutan yang tidak membuatnya terkaget-kaget karena di sana dia harus bekerja pada pamannya. Selena sudah terbiasa bekerja sehingga ia terima-terima saja meskipun Leh alias istri Raf selalu memberikan peringatan kepada Raf agar tidak terlalu bersikap keras kepada Selena.

Tiga tahun berselang setelah Selena bekerja kepada Raf, Selena berusaha mengubah nasibnya dengan mengikuti berbagai tes untuk masuk Akademi Bayangan Tingkat Tinggi (ABTT) Klan Bulan. Selama ini Selena telah berlatih tes tulis, fisik, dan uji kemampuan. Ditunjang dengan bakat memori fotografi dan otaknya yang lumayan encer, Selena percaya diri ia akan lolos ABTT meskipun selama ini ia tidak pernah mengeyam pendidikan formal. Bagaimanakah nasib Selena selanjutnya? Apakah ia akan diterima dengan mudah di ABTT? Petualangan macam apa yang akan menantinya di masa depan terutama saat dia menuntut ilmu di ABTT? Hidup Selena tidak akan sama lagi.

Menurut saya, meskipun di blurb sampul buku ini ditulis tokoh-tokohnya akan mengalami petualangan menakjubkan di salah satu bagian dunia paralel, dalam novel ini keseluruhan cerita berpusat di ABTT terutama pengembangan karakter Selena. Secara keseluruhan, novel ini sangat seru untuk dinikmati terutama oleh penggemar cerita fantasi karena banyak adegan-adegan menarik yang disampaikan lewat sudut pandang Selena dan tentu saja dari novel ini pembaca akan mendapatkan banyak nilai-nilai positif pula yang bisa ditiru dari karakter utamanya yaitu Selena. Beberapa nilai-nilai positif itu adalah sebagai berikut.

Pertama adalah nilai keberanian yang coba disampaikan karakter Selena. Selena memang pada awalnya ditampilkan sebagai gadis kurus dengan rambut keriting dengan hidup yang tidak layak. Setelah tiga tahun bekerja pada Raf, ia mencoba mengubah garis hidupnya. Saya yakin pembaca akan tercengang dengan salah satu adegan di novel ini yang berkaitan dengan keberanian Selena itu. Kejadian itu berlatar di aula kampus ABTT saat diselenggarakannya upacara penerimaan mahasiswa baru ABTT.

Saat itu Selena melakukan aksi heroik yang terbilang sungguh sangat berani. Memang itu tergolong nekat karena sebenarnya ada sebuah hal menghambat Selena masuk ke ABTT. Saya yang membaca adegan itu mendapatkan kesan bahwa hal itu memang bisa diteladani. Mengambil risiko. Benar, Selena melakukan hal tersebut. Hal di luar kendali pun terjadi pada adegan itu, hal yang membuat saya semakin bertepuk tangan pada Selena karena menurut saya hal tersebut adalah aksi heroik karena merupakan pembelaan diri, bagian tersebut semakin memantapkan nilai keberanian Selena yang bisa dibilang masuk kategori A. Belum hal-hal besar lain yang menunggu di halaman-halaman selanjutnya setelah cerita tersebut. Selena patut mendapatkan cap sebagai si pemberani sekali.

Hal ini bisa dijadikan teladan oleh pembaca terutama pembaca muda. Ada kalanya kita sering mengkhawatirkan hal yang belum tentu terjadi dan enggan mengambil risiko. Padahal, saat kita berhasil melakukan hal yang kita takutkan, rasanya akan sangat memuaskan. Seperti Selena, ia berhasil menaklukkan salah satu rintangan yang menutupi jalan terang menuju ke kehidupannya yang lebih baik di masa depan.

Hal positif kedua yang bisa diteladani dari karakter Selena adalah bagaimana kegigihannya dalam menghadapi banyak hal sulit sungguh sangat getol sehingga ia pun fokus memperjuangkan kehidupannya. Selena bisa saya bilang tidak banyak drama. Karakter ini sungguh persisten dan tahu apa yang dia lakukan sehingga berusaha tetap bersikeras meniti lintasan alur takdirnya segetir apa pun itu. Selena pada awalnya tidak memiliki kemampuan yang cukup mumpuni untuk masuk ABTT dalam hal kemampuan.

Teknik-teknik bertarung yang Selena miliki tidak sempurna seperti pukulan berdentumnya hanya serupa kentut gajah, teknik menghilangnya hanya mampu menghilangkan separuh bagian tubuhnya, dan tameng transparannya belum terlalu kuat untuk menahan beban yang keras dan berat. Meskipun begitu Selena tetap konsisten melatih itu semua setiap hari demi keinginan yang ia miliki tercapai yaitu masuk ABTT. Jika ia tidak terus menerus melakukan hal itu, saya yakin Selena bahkan tidak ikut mendaftarkan diri. Hanya saja dia pantang menyerah hingga akhirnya mendapatkan kesempatan yang tidak terduga.

Dari pesan tersebut pembaca bisa meniru bahwa tetap giat melakukan berbagai hal demi mencapai impian adalah hal yang wajib dilakukan. Kegigihan mempengaruhi hasil dari sebuah usaha. Jika terus dilakukan tanpa henti tanpa lupa mengevaluasi, pasti hal tersebut akan membuahkan hasil. Seperti apa yang dilakukan Selena dalam novel ini beserta hasil usaha yang ia dapat. Dan pada novel ini kegigihan Selena tidak hanya terlihat dari hal itu, ada adegan saat Selena gigih untuk mencari lokasi kelas Malam dan Misterinya yang sangat susah, bagaimana dia berusaha menemukan hal penting di perpustakaan sentral Kota Tishri, juga bagaimana dia terus berusaha mendapatkan petunjuk keberadaan portal menuju Klan Nebula, dan banyak lagi. Selena segigih itu, dan saya yakin pembaca akan merasa takjub.

Kedua nilai positif itu yang menurut saya terasa sekali paling signifikan dari karakterisasi Selena. Ada hal-hal lain lagi yang bisa diambil dari Selena namun menurut saya minor. Seperti contohnya Selena ini digambarkan mudah bergaul, setia kawan, dan cerdas. Meskipun begitu Tere Liye tidak gagal menggambarkan karakter Selena yang manusiawi karena ia juga memiliki kelemahan karena ia juga bisa terpedaya oleh salah satu karakter antagonis di novel ini, juga ia pun terkesan terlalu naif saat mengalami perasaan jatuh cinta pada seseorang, itu saja menurut saya.

Selain itu novel ini juga tampil dengan unsur intrinsik yang solid dari berbagai aspek. Membuatnya semakin berkualitas meskipun tampil sebagai salah satu novel yang merupakan bagian dari sebuah seri.

Dari segi latar tempat, Tere Liye berhasil menggambarkan ABTT dengan sangat gamblang. ABTT mengingatkan saya pada Hogwarts yang sempurna dan membuat terpana karena kental dengan unsur sihirnya. Bedanya ABTT tampak kontras karena selain kecanggihan teknologi, kampus ini juga tampil dengan kemegahan hal-hal futuristik di masa depan yang jelas dideskripsikan Tere Liye. Kehadiran dosen-dosen dan pemimpinnya yang berkarakter semakin membuatnya tampak menarik karena memengaruhi juga unsur karakteriasi di novel ini. Bagaimana tidak, dosen-dosen itu sungguh superunik dengan keberagaman karakter yang majemuk. Sebut saja Master Ox sang pemimpin ABTT berkemampuan tinggi yang berwatak sarkastik, Bibi Gill sang dosen Malam dan Misterinya yang lihai dan cerdik namun misterius, Chem sang dosen Kimia yang cerewet, dan sebagainya.

Ditambah dengan peran pendukung utama yang menginspirasi namun tetap tak menenggelamkan karakter Selena. Tazk adalah mahasiswa cerdas yang selalu bersama Selena. Fisiknya yang rupawan sungguh selaras dengan kecerdasan otaknya yang berada di level lebih atas sedikit dibanding Selena. Keramahan dan sikap hangatnya membuatnya tampak sebagai karakter too good to be true, namun tetap tampak manusiawi karena kekurangannya adalah ia selalu merasa tidak cepat puas. Ya, hal itu terlihat jelas saat ia terus menerus meminta kuliah pengganti karena ia selalu mendapatkan nilai lebih rendah dari Selena di kelas Kimia dan Keindahan di Dalamnya. Padahal nilainya masih tergolong tinggi.

Lalu, ada Mata yang berasal dari Distrik Sungai-Sungai Jauh. Sungguh Mata ini karakter yang sangat berpotensi diidolakan selain Selena sebagai karakter utama. Mata sebagai keturunan murni memiliki banyak kemampuan yang tak terduga. Kerendahan hatinya semakin membuatnya tampil sebagai karakter yang sulit ditemukan kekurangannya. Saya sungguh sangat terkejut saat dia melakukan teknik-teknik bertarung yang di luar dugaan. Saat Mata, Selena, dan Tazk bertarung dengan robot-robot dalam sesi latihan di kotak hitam, Mata mampu memindahkan robot raksasa dengan satu kedipan mata alias teknik menghilangkan. Saat ia dan teman-temannya dipelonco mahasiswa Orde 75, ia juga mampu mengeluarkan teknik membekukan sebagai aksi perlawanan. Sungguh mencengangkan.

Karakter-karakter minor pun tak luput dari perhatian seperti Paman Raf yang pelit, Bibi Leh yang sangat perhatian dan peduli, Boh teman kampus yang selalu canggung, dan lain sebagainya. Intinya karakter-karakter di novel ini tidak ada yang sia-sia.

Setelah saya bicara segala kelebihan di novel ini, saatnya saya bahas kekurangannya. Beberapa kekurangan tidak terasa signifikan alias terasa kecil saja dampaknya bahkan mungkin tak terasa dan tak memengaruhi keseluruhan isi novel secara berarti.

Yang pertama adalah alasan yang menyebabkan keluarga Selena di masa lalu memilih tinggal di Distrik Sabit Enam yang miskin tak dijelaskan. Juga bagaimana keluarga Selena putus hubungan dengan keluarga pamannya pun tidak diceritakan, padahal setelah Ibu Selena/Jem meninggal, keluarga Paman Raf harus menggantikan peran penting untuk membesarkan Selena. Itu saja sih kekurangan dari segi komponen cerita.

Yang kedua dari segi teknis saja yaitu adanya saltik di dua halaman. Yang pertama di halaman 65 tertulis ‘entah bagi pemilik keturunan murni atau yng hanya menguasai satu teknik saja’ seharusnya ‘entah bagi pemilik keturunan murni atau yang hanya menguasai satu teknik saja’. Yang kedua ada di halaman 316 tertulis ‘Atau maksdumu yang ini?’, seharusnya ‘Atau maksudmu yang ini?’. Sayang sekali masih ditemukan kedua saltik tersebut mengingat novel yang saya miliki merupakan cetakan kedua. Namun, seperti apa yang saya katakan sebelumnya, kesalahan-kesalahan itu rasanya tidak terlalu berarti karena kelebihan-kelebihan di novel ini terasa hampir mendekati sempurna dan terasa sungguh memuaskan.

Kesimpulannya, novel Selena ini sangat direkomendasikan sekali untuk dibaca. Bukan hanya bagi pembaca yang mengikuti serial petualangan dunia paralel, namun menurut saya bagi pembaca yang baru ingin mengikuti serial ini pun bisa sekali untuk memulai membacanya asalkan membacanya secara berurutan yaitu Selena lalu Nebula.

Novel ini bisa saya katakan tampil sebagai salah satu novel yang patut dibaca karena karakterisasi Selena di dalamnya akan membuat pembaca tidak akan melepaskan novel ini hingga halaman akhir karena Selena akan memberikan nilai-nilai positif kepada pembaca secara tidak langsung. Selena bisa saya katakan adalah karakter yang loveable namun tetap sisi manusiawinya tidak luntur karena digambarkan oleh penulisnya dengan sangat apik. Jika saat ini novel ini ada di genggaman Anda, selamat menikmati petualangan Selena yang menempuh pendidikan di ABTT yang penuh dengan hal-hal spektakuler![]

 

PESAN-PESAN KEHIDUPAN YANG KLASIK (RESENSI NOVEL NEBULA KARYA TERE LIYE, BUKU KE-9 SERIAL PETUALANGAN DUNIA PARALEL)

 

Judul: Nebula

Penulis: Tere Liye

Co-author: Diena Yashinta

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tebal: 376 Halaman

Terbit: Cetakan Kedua, April 2020

Harga: Rp85.000,00

Sampul: Orkha Creative

 

Jika saya diberikan kesempatan untuk memilih satu saja serial novel yang harus saya baca dalam kurun waktu satu tahun, saya akan memilih serial petualangan dunia paralel karya Tere Liye. Kenapa? Karena ceritanya sangat seru, sangat-sangat s-e-r-u sampai saya ingin meninggal (upsss, kok malah jadi seperti komentar-komentar selebgram ketika memberikan endorsement makanan? Hehehe). Ceritanya memang berkesan, terlebih secara fakta sepertinya seri ini adalah seri cerita fantasi terpanjang karya penulis Indonesia. Coba, apa Anda bisa menyebut siapa penulis Indonesia yang konsisten menulis di genre ini? Dengan kuantitas dan kualitas yang berimbang, Tere Liye memantapkan diri berada di genre ini, sebuah genre yang dari dulu telah menarik perhatian saya.

Maka, saat novel Selena dan Nebula terbit, keragu-raguan dalam diri saya sirna. Saya langsung sikat tuh dua novel dengan membelinya di toko buku daring saat masa preorder. Ada kejadian menyebalkan sih, saat itu bahkan saya sampai menunggu satu minggu tetapi novel-novel pesanan saya itu tidak hadir-hadir padahal saya sudah memilih opsi pengiriman express. Benar, saya sangat tidak sabaran sampai akhirnya saya batalkan dan pesan langsung saja di toko buku di kota saya. Saya memang sekejam dan segila itu kalau menyangkut buku. Abaikan curhatan saya.

Kembali ke novel Selena dan Nebula. Setelah sebelumnya saya meresensi novel Selena yang resensinya bisa dibaca di atas, saya akan memberikan pendapat saya tentang novel Nebula. Novel ini masih mengisahkan Selena yang berjuang menuntut ilmu di ABTT. Sepanjang masa kuliahnya, Selena memiliki misi terselubung untuk menemukan cara menuju dan membuka portal menuju Klan Nebula. Karena disinyalir di sana terdapat benda yang akan membangkitkan sosok penguasa dunia paralel. Tentu Selena melakukan ini bukan tanpa sebab. Seseorang di balik misi ini sungguh kejam dan mengancam nyawa Selena. Maka, sosok Selena pun mendapatkan bantuan dari kedua sahabat dekatnya Tazk dan Mata. Apakah mereka akan berhasil menjalankan misi yang diam-diam tak diceritakan Selena? Bagaimana nasib mereka saat mereka berhasil menuju Klan Nebula? Apakah di masa depan dunia paralel akan baik-baik saja?

Jujur, novel ini lebih seru dibanding novel Selena karena di novel inilah konflik dan klimaks kisah yang diceritakan Miss Selena mencapai tahap level mengobrak-abrik emosi pembaca. Meskipun begitu, novel ini mengandung pesan-pesan kehidupan yang bisa dikatakan klasik kalau menurut saya. Di antaranya sebagai berikut.

Pertama adalah tentang kebaikan yang akan selalu menang melawan kejahatan. Memang hal itu umum diceritakan di novel-novel lain. Di novel ini pun demikian diceritakan mengenai pesan itu. Eits, tapi saya enggak bisa memberikan bocoran ya. Pokoknya pesan itu disampaikan di plot cerita novel ini. Namun seperti apa detailnya? Silakan baca dan selamat penasaran.

Kebaikan memang akan selalu menang melawan kejahatan, tetapi bagaimana sudut pandang kemenangan itu dilihat tak selamanya sama di banyak benak orang-orang. Seperti halnya di novel ini, Tere Liye menurut saya sukses menyajikan pesan superklasik itu dengan memaparkannya tidak hitam putih, menurut saya lebih ke efek sebab-akibat. Karena seseorang melakukan tindakan x, maka seseorang itu mendapatkan ganjaran berupa kejadian y. Seperti dalam kehidupan nyata yang jelas abu-abu, tetapi pada akhirnya kebaikan akan selalu berada di atas, memang tidak selalu terjadi pada waktu yang tepat, tetapi saya selalu yakin kebaikan memang akan selalu mengalahkan kejahatan dengan telak.

Yang kedua adalah pesan tentang perjuangan. Ini bukan sekadar perjuangan meraih sesuatu yang kita inginkan seperti halnya yang dilakukan oleh Selena saat mengejar mimpinya masuk ABTT. Ini lebih dari itu. Di novel ini, pembaca akan meniti sejarah sebuah klan bernama Klan Nebula dengan sejarah panjang yang pahit, penuh kegetiran, dan berlumur nestapa. Klan Nebula datang, menjelajah, dan bertahan demi sebuah komunitas besar yang sebenarnya kuat. Waktu akhirnya menjawab bahwa pada momen yang tepat, mereka bisa meraih apa yang mereka inginkan setelah berjuang mati-matian membela hak kehidupan mereka yang dirampas oleh hal-hal yang mengancam peradaban kaum mereka. Pesan yang sungguh sangat mumpuni dan baru dalam kisah petulangan dunia paralel, saya harap pembaca bisa meneladani kisah epik orang-orang Klan Nebula. Bahwa kehidupan yang damai memang diraih bukan dengan ketenangan, tetapi lebih kepada menghadapi aral melintang kehidupan yang penuh duka dan terasa pedih. Kunci meraih kemenangan itu tentu dengan berjuang sampai titik darah penghabisan. Sungguh heroik.

Pesan ketiga adalah tentang perasaan dan pikiran yang dibutakan oleh cinta. Sebuah pesan yang mungkin umum ditemukan di novel-novel lainnya juga. Namun, di sini Tere Liye tetap menyampaikannya dengan bijak alih-alih menggurui. Tere Liye kembali menyampaikannya lagi-lagi lewat efek sebab-akibat yang suprisingly berhasil menurut saya. Salah satu tokoh merasa bahwa saat ada orang yang konsisten memberikan perhatian kepadanya, berarti orang tersebut jatuh hati padanya.  Jebakan perasaan. Ya begitulah, ada kalanya kita juga berada di posisi sulit seperti itu. Saat kita sulit menentukan satu hal sebab cinta membutakan hati dan pikiran. Maka, kita seharusnya lebih berhati-hati dalam menerjemahkan perilaku orang lain, karena bisa jadi kita malah akan sembrono dan pada akhirnya merugikan banyak pihak termasuk diri kita sendiri yang lebih sering terkena dampak paling besar. Sungguh celaka. Maka, disarankan tidak bertindak seperti salah satu tokoh di novel ini yang salah langkah menginterpretasi tindak tanduk orang lain terhadap dirinya.

Pesan keempat adalah tentang pengorbanan. Hal ini sungguh hampir membuat saya meneteskan air mata ketika menukil pesan ini dari plot cerita yang hampir berada di akhir kisah novel Nebula. Saya yakin saat seseorang berkorban, ia menyerahkan seluruh hidupnya demi orang lain. Demikian pun apa yang dilakukan salah satu atau dua karakter di novel ini. Mereka tak memikirkan bagaimana kehidupannya kelak alias memprioritaskan kehidupan orang atau sesuatu yang lain. Mereka adalah jiwa-jiwa paling tulus yang diciptakan Tuhan. 

Sungguh itu adalah hal yang seharusnya patut dilakukan oleh semua orang terutama dan tentu saja dalam hal kebaikan dan kebajikan. Sebuah cerita dalam novel ini berkisah tentang pengorbanan dan itu bukanlah pengorbanan hal kecil karena apa yang orang-orang itu korbankan adalah hal besar dan demi hal masif berupa kepentingan banyak orang. Menurut saya alangkah kerennya Tere Liye saat menyajikan plot cerita tentang pengorbanan ini. Kehadirannya seperti potongan puzzle terakhir yang melengkapi keseluruhan sebuah susunan puzzle. Penyempurna yang membuat sebuah karya semakin purna dan layak untuk diperbincangkan. Pokoknya saya memberikan applause untuk hal ini.

Di luar itu semua, segala unsur instrinsik dalam novel ini juga terasa padu. Karakterisasi semakin menguat terutama tokoh Selena sebagai tokoh utama, juga Tazk dan Mata sebagai sahabat dan juga teman bertualangan Selena saat mencari, membuka, dan menjelajah Klan Nebula. Mereka terasa semakin solid sebagai sahabat sehidup semati. Tindak-tanduk mereka bertiga masing-masing makin meruncingkan karakter mereka yang semakin terlihat kontras satu sama lain. Saya sangat suka bagaimana Tere Liye mengolah pengembangan karakter mereka masing-masing lewat banyak kejadian-kejadian tak terduga di novel ini.

Untuk penggambaran setting dan pengolahan plot, saya harus memberikan penilaian bintang penuh juga kepada Tere Liye. Untuk setting, Tere Liye menambahkan setting Klan Nebula yang terasa jelas penggambarannya seperti halnya penggambaran ABTT di Klan Bulan yang sangat gamblang di novel Selena. Sedangkan, untuk pengolahan plot di novel Nebula, Tere Liye manghadirkan plot yang lebih ganas dan menohok benak dan perasaan pembaca. Awalnya cerita di novel Nebula ini akan terasa tenang, namun menuju ke akhir akan terasa semakin kuat menerjang. Seperti membaca sebuah epos. Di bagian akhirnya akan terjadi perang pertumpahan darah yang menegangkan, di novel ini pembaca akan dibawa ke pengalaman seperti itu. Sungguh sangat mengesankan menurut saya.

Setelah membahas kelebihan, saya akan paparkan kekurangan yang terdapat di novel ini. Untuk kekurangan di segi unsur intrinsik saya sulit menemukannya. Maka, saya tarik kesimpulan bahwa memang tidak ada kekurangan karena semua komponen pembangun ceritanya mendekati sempurna. Hanya ada saltik yang merupakan kekurangan segi teknis. Di halaman 30 contohnya, tedapat saltik berupa penulisan ‘Akademi Bayangna’ yang seharusnya ditulis ‘Akademi Bayangan’. Lalu, di halaman 167 pada akhir kalimat di paragraf kedua, terdapat kekurangan penulisan yaitu ketiadaan tanda petik kurung (“), seharusnya dibubuhkan di sana mengingat kalimat tersebut masih berada dalam percakapan pembicaraan salah satu tokoh.

Kesimpulannya, dengan berbagai pesan-pesan kehidupan klasik, novel ini menjadi pelengkap novel prequel-nya yang sangat-sangat harus dibaca karena cerita di dalamnya sangat seru. Pembaca akan menikmati cerita yang harus saya katakan sangat menghibur dengan taburan pesan-pesan yang berpotensi menginspirasi pembaca karena tidak tanggung-tanggung pesan itu sungguh sangat terasa karena diceritakan dengan sangat smooth namun mampu menonjok jiwa pembaca alih-alih menggurui dan terasa membosankan. Akhir kata, selamat membaca Nebula dan jangan lupa untuk terus mengikuti kisah di novel-novel selanjutnya di serial ini. Salam dari Klan Nebula yang legendaris namun terlupakan![]

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

Review Never Have I Ever Season 2 (Sebuah Ulasan Singkat)