Judul: KUMPULAN CERITA
AKHLAK TERPUJI
Penulis: Watiek Ideo & Fitri Kurniawan
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 110 Halaman
Terbit: Oktober, 2016
Editor: Gita Savitri
Ilustrator: Irman Permana
Akhlak bisa dibentuk pada kepribadian manusia
sejak dini. Masa anak-anak menjadi momen yang paling penting untuk membentuk
akhlak atau kepribadian baik anak agar saat dewasa menjadi manusia yang bermanfaat
bagi sekitar. Hal ini tertuang dalam karya kolaborasi Watiek Ideo dan Fitri
Kurniawan. Buku duet mereka membahas tentang pembentukan karakter atau akhlak
terpuji. Bertajuk Kumpulan Cerita Akhlak
Terpuji, dua penulis itu menyajikan delapan kisah dengan nilai-nilai teramat
mulia dan tentu saja kontras dalam setiap lembar kisah-kisahnya.
Delapan nilai yang disajikan diantaranya
adalah istikamah, cinta damai, berikhtiar dan tawakal, ihsan, memaafkan, sabar,
amanah, dan syukur. Dibuka dengan kisah tentang istikamah yang menceritakan
Rizal yang menjadi anak pintar di kelasnya. Saat ulangan, teman-temannya sering
meminta sontekan pada Rizal. Tentu saja Rizal tak mengindahkan kemauan
teman-temannya, terlebih saat sahabat-sahabat dekat Rizal ikut-ikutan meminta
bantuan Rizal. Maka, Rizal pun dijauhi.
Namun, Rizal masih teguh pendirian dan tentu saja ia tak membalas perilaku buruk
sahabat-sahabatnya. Satria, Beno, dan Alif terpuruk saat mereka menjauhi Rizal.
Nilai mereka memburuk. Rizal malah menawarkan belajar bersama. Mereka pun akur
kembali dan saling menghormati. Istikamah di kisah ini berpusat pada keteguhan
Rizal untuk tak curang.
Lalu ada kisah tentang Khalif yang pelupa dan
sering mengabaikan janji. Ia sering meminjam barang teman-temannya namun lupa
untuk dikembalikan. Ia juga sering janji untuk bermain atau belajar bersama
dengan teman-temannya, namun ia sering membatalkan dengan alasan tak jelas.
Maka, Khalif tak memiliki teman. Ia dicap negatif oleh rekan-rekannya. Fatiha
sang kakak mencoba mendorong Khalif untuk berubah. Saat hendak menfotokopi buku
Amir, Khalif diminta sang kakak untuk bergegas karena rumah Amir dekat dengan
tukang fotokopi. Khalif pun pelan-pelan berubah. Nilai amanah sangat kental
dalam kisah Khalif ini.
Kisah-kisah lainnya dalam buku ini pun sangat
mengedukasi pembaca, terutama pembaca anak-anak. Seperti kisah tentang
sekelompok anak yang bertengkar dan berbaikan kembali yang coba menekankan
nilai cinta damai atau kisah tentang Keisha yang mencoba mencari kucingnya yang
hilang dengan berkeliling gang-gang dekat rumah menekankan pentingnya nilai
ikhtiar dan tawakal. Banyak nilai-nilai tersebar dalam buku ini coba dituturkan
tanpa menggurui seperti kisah-kisah di atas. Hal ini mampu berpotensi menarik
minat baca anak-anak ditambah ilustrasi yang dibuat apik.
Nilai plus berikutnya buku ini disajikan
dengan dua bahasa alias bilingual, semakin membuatnya menjadi lebih
berkualitas. Anak-anak bisa sekaligus menikmati kisah-kisah seru sambil belajar
Bahasa Inggris. Buku ini semakin terasa komplet dan tentu saja buku ini bisa
menjadi media pembelajaran yang baik tentang pembentukan akhlak terpuji agar
nantinya anak-anak bisa menjadi pribadi yang unggul, berkualitas, dan tentu
saja bermanfaat bagi sekitarnya. Buku ini cocok dibaca anak segala usia.[]
Dongeng/Cerita, meskipun bukan sesuatu yang benar terjadi (hanyalah fiksi/khayalan semata), namun melalui tokoh-tokohnya ternyata cukup bisa menjadi media yang efektif untuk menunjukkan keteladanan kepada anak tentang bagaimana bersikap dan berbuat.
BalasHapusSemoga di Indonesia buku-buku bermutu seperti ini semakin banyak dan bisa menyebar secara lebih luas demi generasi mendatang. Aamiin.
setuju, mari lestarikan cerita anak-anak!
BalasHapus