Abdullah
Harahap adalah penulis horror terkenal Indonesia. Karya-karyanya menginspirasi
para penulis dalam kumpulan cerpen (kumcer) Kumpulan Budak Setan. Begitulah
disebutkan dalam sekapur sirih buku horror ini. Semuanya terasa biasa saja
dalam bab basa-basi tersebut. Setelah sampai di cerita pertama, kita akan
langsung disajikan hidangan cerpen Eka Kurniawan berjudul Penjaga Malam.
Sungguh mengerikan cerita tersebut karena mengisahkan seorang suami yang tengah
mendapat giliran jaga pos ronda malam di desanya yang masih perawan di mana
area tersebut masih terasa aroma mistiknya. Sang suami tengah berjaga karena
waspada akan bajang yang barangkali mengincar istrinya yang tengah hamil.
Sayang seribu sayang yang bertemu bajang malah orang tak terduga.
Cerpen
lain karya Eka Kuniawan lainnya masih terasa menegakkan bulu roma. Tiga cerpen
lainnya karya beliau berjudul Taman Patah Hati, Riwayat Kesendirian, dan Jimat
Sero. Cerpen Taman Patah Hati menyajikan kengerian yang lembut karena
mengisahkan anggota dewan yang hendak menceraikan istrinya yang ternyata bukan
manusia. Sungguh ia mengalami kesulitan hingga akhirnya ia membawa sang istri
ke ‘taman patah hati’ karena di sana terkenal mitos taman itu mampu meretakkan
sebuah hubungan. Riwayat Kesendirian, dan Jimat Sero tak kalah seram karena
menjadikan objek horornya berupa hantu calon kekasih dan harga yang harus
dibayar ketika memiliki benda mistik ‘jimat kekebalan tubuh’.
Sedangkan,
empat cerpen Intan Paramaditha dalam buku ini terasa lebih menegangkan karena
Intan seperti bereksperimen menciptakan cerpen-cerpen horor tak biasa. Dibuka
dengan Goyang Penasaran, cerpen tersebut mengisahkan tragedi di sebuah desa
yang menimpa seorang biduan dengan goyangan maut. Ia yang lelah dengan hidupnya
kerena selalu dicemooh dan tak mampu menggapai cintanya, maka ia memanfaatkan
orang yang mencintainya melakukan hal di luar nalar. Lalu, pada cerpen Apel dan
Pisau, pembaca akan diajak pada kengerian wanita misterius yang bertindak bagai
nenek sihir pemilik apel beracun. Pembaca akan semakin terkejut-kejut pada
cerpen Pintu dan cerpen terakhir Intan berjudul Si Manis dan Lelaki Ketujuh.
Kedua-duanya menyelipkan ironi luar biasa tentang kasih tak sampai, pada Pintu
tokoh malangnya seorang pemuda polos dan pada Si Manis dan Lelaki Ketujuh tentu
saja tokoh kuncinya Siti Ariah alias si manis yang amat jahat.
Ugoran
Prasad semakin kejam dalam menyajikan empat cerita terakhir. Ada banyak aroma
darah, balas dendam, serta berahi dalam empat cerpennya. Penjaga Bioskop berisi
kisah pilu penjaga bioskop tua yang memacari hantu Belanda. Sayang, kasihnya
tak sampai bahkan berakhir tragis. Hantu Nancy adalah cerita kedua Ugoran
Prasad, ia berbicara semakin lantang dalam cerpen ini mengenai tragedi
kemanusiaan yang menimpa Nancy si tukang salon, ia mati mengenaskan oleh lima
pemuda dengan tubuh terbalur rambutnya sendiri. Pada akhirnya, ia membalas
dendam pada satu per satu tersangka. Pada Topeng Darah, Ugoran Prasad
menyajikan cerita panjang yang sangat simbolis. Pembaca akan dibawa ke dimensi
fiktif yang teramat candu pada cerpen ini karena sang tokoh utama dikisahkan
mendapat kenikmatan surgawi setelah ia mengenakan topeng keramat. Padahal, pada
kenyataannya sang tokoh utama mengalami distorsi ruang waktu, di dunia asli ia
mengalami hal sebaliknya, keji dan sangat menyedihkan. Dan yang terakhir adalah
cerpen Hidung Iblis, cerpen ini seakan-akan mengaburkan nilai-nilai baik-benar
dan salah-jahat. Sang tokoh utama berusaha menghabisi nyawa para hidung bilang
yang ia akui bisa ia deteksi dari hidungnya masing-masing.
Cerpen-cerpen
di buku ini sungguh mengagumkan, sehingga saya sebagai pembaca mencoba
membahasnya satu per satu. Jika kamu tertarik membaca cerpen-cerpen horor tak
biasa, coba saja baca buku ini. Dijamin merinding sekaligus ngeri bakal kamu
rasakan dalam satu waktu yang mampu membuatmu mabuk kepayang. Buku horor yang
recommended!
IDENTITAS
BUKU
Judul:
Kumpulan Budak Setan
Penulis:
Eka Kurniawan, Intan Pramaditha, Ugoran Prasad
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Terbit:
Cetakan Kedua, Agustus 2016
Tebal:
174 Halaman
Komentar
Posting Komentar