Judul: Love and Misadventure
Penulis:
Lang Leav
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Tebal:
168 Halaman
Terbit:
Cetakan Pertama, 2016
ISBN:
978-602-03-2564-4
Love and
Misadventure, buku
kumpulan puisi karya seniman sekaligus penulis Lang Leav. Buku puisi ini diterjemahkan
ke dalam Bahasa Indonesia oleh M. Aan Mansyur. Buku puisi ini bertema cinta dan
kesialan-kesialan dalam proses jatuh cinta seseorang. Secara dominan Lang Leav
masuk ke dalam puisinya sendiri, karena seniman perempuan itu kadang
menganalogikan dirinya ke dalam puisi-puisinya sendiri.
Di
dalam buku puisi ini terdapat tiga bab: Bab Kesialan-Kesialan, Bab Sirkus Duka
Cinta, dan Bab Cinta. Bab Kesialan-Kesialan lebih memfokuskan kepada hal-hal buruk
yang biasa dialami pencinta. Seperti contohnya patah hati, cinta bertepuk
sebelah tangan, cinta tak kesampaian, bahkan kegalauan karena mengalami cinta
segitiga.
Lang
mampu membuat makna tersembunyi di dalam setiap puisi-puisinya. Seperti
contohnya dalam puisi X dan O di Bab
Kesialan-Kesialan. Petikan puisinya sebagai berikut: “Cinta adalah permainan X dan O Catur Jawa, serangkaian penantian X atau
O berikutnya.” Begitulah bunyi puisi singkat tersebut, menyiratkan pesan
bahwa cinta layaknya permainan Catur Jawa yang memungkinkan para pemainnya (pelaku
cinta itu sendiri) saling tunggu, saling balas, dan saling berharap kepada
pemain lainnya untuk mengalah lebih dulu.
Sedangkan,
di Bab Sirkus Duka Cita, bunyi-bunyi dalam setiap sajak Lang lebih terasa
‘nyaring’. Lang Leav meskipun masih menampilkan sajak-sajak transparan yang
langsung diketahui maknanya, ia masih memainkan majas-majas yang apik. Terlebih
dalam bab ini, banyak ironi bertebaran. Sebut saja dalam sajak berjudul “Kutukan Kecantikan”. Bunyinya sebagai
berikut: “Dia mampu membuat kepala mereka
menoleh―namun tidak hati mereka.” Sajak tersebut terasa sekali menyampaikan
sebuah sindiran teramat halus bahwa kecantikan seorang perempuan tidak menjamin
mampu menggaet hati siapa saja.
Lalu,
Bab Cinta membawa pembaca ke dalam imajinasi-imajinasi Lang Leav tentang cinta
yang sebenarnya sederhana. Di Bab Cinta, Lang lebih banyak bicara cinta lewat
kejujuran-kejujuran yang biasa dilakoni para pencinta. Sebut saja dalam sajak “Selalu”, bunyinya “Aku adalah milikmu sebelum aku tahu, dan kau sejak dulu juga milikku
selalu.”
Puisi-puisi
Lang Leav terasa jujur. Sang penerjemah bisa memilihkan diksi-diksi yang sesuai
terutama untuk mengungkapkan hal-hal sedih, hal-hal muram, dan tentu saja semua
hal itu sangat-sangat dekat dengan pembaca. Maka, buku ini pantas dibaca para
pencinta. Terutama mereka yang selalu galau dan tak kunjung memikirkan hal
lainnya, sibuk mempertanyakan cinta sejati.[]
Komentar
Posting Komentar