Judul: Bilang Begini, Maksudnya Begitu
Penulis: Sapardi Djoko Damono
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 138 Halaman
Terbit: Cetakan Kedua, Maret 2016
Buku-buku kumpulan puisi mulai banyak
diterbitkan semenjak tahun lalu. Geliat ini disebabkan Dewan Kesenian Jakarta
mengadakan sayembara manuskrip kumpulan puisi. Ternyata animo yang mengikuti
perlombaan itu bisa dibilang menggairahkan. 570 naskah kumpulan puisi masuk
untuk memperebutkan juara satu sampai juara tiga. April 2016 lalu, tiga buku
pemenang diterbitkan.
Buku puisi kembali menyedot perhatian
saat buku puisi pendamping film Ada Apa
Dengan Cinta? 2 diterbitkan: Tidak
Ada New York Hari Ini karangan M. Aan Mansyur. Buku tersebut langsung cetak
ulang ketiga di rentang sebulan penerbitannya. Fakta-fakta ini seharusnya mampu
membuat masyarakat bertanya-tanya, bagaimana bisa buku-buku puisi begitu
dinikmati akhir-akhir ini?
Sapardi Djoko Damono sebagai penyair
unggulan Indonesia menerbitkan sebuah buku apresiasi puisi bertajuk Bilang Begini, Maksudnya Begitu. Buku
ini bukan buku teori menulis puisi, tetapi menurut Sapardi sendiri merupakan
sebuah buku ajakan bagi khalayak untuk mampu menelaah buku puisi secara mudah.
Buku ini memang begitu adanya karena
penjelasan-penjelasan di dalammnya dituturkan dengan bahasa yang mudah dipahami
dan dekat dengan pembaca. Meskipun Sapardi juga seorang akademisi, dalam hal
ini ia guru besar pensiunan yang mengajar sastra di Universitas Indonesia,
Sapardi dalam buku ini tidak menyampaikan segala halnya dengan rumit atau njlimet.
Sebut saja dalam bab satu yang
menerangkan perihal perbedaan dan persamaan puisi dengan berita. Sapardi
langsung saja membimbing pembaca bahwa untuk mengetahui beda puisi dan berita
itu sendiri sangat mudah. Berita disampaikan dengan bahasa superlugas karena
terpatok konvensi jumlah tulisan di koran. Sedangkan puisi, tentu saja bisa
ditulis bebas dengan bentuk apapun, dan puisi tidak terlalu memerhatikan tanda
baca, sedangkan berita baik di surat kabar, atau majalah harus patuh hal itu.
Itu hanya sekelumit contoh sederhana
yang dipaparkan Sapardi dalam buku ini. Ada sembilan hal lain yang ditulisakan
Sapardi dalam buku sebagai medium persuasif bagi para penikmat puisi atau para
pembaca yang berniat membaca buku-buku puisi. Sembilan hal itu mencakup bab Puisi Sebagai Bunyi, Jenis-Jenis Puisi,
Makna Tersembunyi Puisi, Diksi Puisi, Puisi-Puisi tentang Tuhan, Puisi-Puisi
tentang Sikap Hidup, Puisi tentang Cinta, Puisi Kritik Sosial, dan Puisi Dongeng.
Semua hal dalam buku ini dijelaskan
Sapardi dengan baik, mudah dipahami, dan terstruktur. Meskipun begitu Sapardi
tetap dekat dengan pembaca, hal ini dapat dilihat dari banyak pendekatan
Sapardi di buku ini yang berdasarkan hal-hal yang mampu dijangkau pembaca. Buku
ini ternyata tak sekadar mengajak pembaca memahami puisi, namun ia hadir
sebagai sarana pembelajaran yang menyenangkan.[]
keren dan rekomended bukunya buat penikmat puisi :)
BalasHapusiya kak setuju
BalasHapus