Judul:
Bumi
Penulis:
Tere Liye
Penerbit:
Gramedia Pustaka Utama
Tebal:
440 Halaman
Terbit:
Cetakan Ketiga Belas, Agustus 2016
“Sesuatu yang
terlihat kosong bukan berarti tidak ada apa pun di dalamnya. Bahkan kalian baru
saja mengetahui, sesuatu yang tidak kita lihat sehari-hari, ternyata bersisian
dan nyata di sebelah kita.” Av di halaman 257.
Novel Tere Liye
biasanya mengangkat kisah kehidupan realistis yang dibumbui drama. Tahun 2014
silam, ternyata novel fantasi Tere Liye lahir. Novel tersebut berjudul Bumi. Novel itu merupakan novel pertama
serial Bumi yang direncanakan akan
terbit dalam empat novel fantasi yang tokoh-tokohnya adalah remaja-remaja
‘istimewa’.
Bumi sendiri
menceritakan petualangan Raib, Seli, dan Ali. Ketiganya dipertemukan di SMA tempat
mereka menuntut ilmu. Awalnya Raib yang sebangku dengan Seli begitu membenci
Ali. Raib yang mana remaja cewek sangat tidak menyukai Ali karena perangainya
yang menyebalkan. Ali yang cerdas selalu memata-matai Raib karena Raib dianggap
memiliki kemampuan istimewa. Tak dinyana, ternyata Raib seperti namanya, ia
mampu menghilang. Sedangkan, Seli―teman sebangku Raib―bisa mengeluarkan petir
dari kedua tangannya. Ali takjub dengan kedua remaja cewek itu.
Ketiganya
ternyata dipertemukan oleh Miss
Selena yang mana guru matematika mereka. Miss
Selena awalnya hendak menemui mereka baik-baik. Rencana guru cantik itu gagal
saat panglima perang dunia Klan Bulan hendak menculik Raib. Miss Selena berusaha melindungi Raib.
Maka, Seli dan Ali pun turut ikut campur. Ketiganya belum bisa berkelahi
terutama para pemilik kemampuan istimewa. Tiga sekawan itu diperintahkan untuk
masuk ke portal dunia Klan Bulan. Mereka tiba di kota Tishri.
Ketiganya
mendapatkan kejutan di kota itu karena langsung bertemu Ilo, seorang master terkenal
di kotanya karena mampu mendesain baju-baju unik penduduk kota. Ilo ternyata
keturunan Av, seorang buyut Ilo yang memiliki kekuatan istimewa layaknya Raib
dan Seli. Di sinilah tiga sekawan mendengar rencana jahat Tamus yang hendak
membuka segel dunia bawah. Di tempat tersebut sang raja lama terkunci dan Raib ternyata
mampu membuka segel tersebut. Maka, Raib dalam keadaan terancam.
Novel ini
menyuguhkan tema segar di belantika sastra populer Indonesia. Tere Liye sebagai
penulis menyajikan kisah yang tidak hanya seru, namun memuat banyak pesan moral.
Salah satunya adalah rasa tamak. Hal ini tercermin dari perilaku Tamus sang
tokoh antagonis. Dia menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan hidupnya
yang sungguh jahat dan licik. Hal ini tidak patut dicontoh oleh pembaca.
Agaknya, lebih baik pembaca lebih baik fokus pada kisah persahabatan tiga
sekawan di novel ini.
Chemistry para
tokoh utamanya terutama Raib, Seli, dan Ali sungguh memberikan pesan teramat
baik kepada pembaca. Hal ini sangat berbeda daripada novel yang biasanya
mengangkat kehidupan remaja yang lebih umum membahas soal percintaan.
Sedangkan, di novel ini cita rasa ‘persahabatan’ lebih diutamakan meskipun
tokoh-tokoh sentralnya beda gender. Sekali lagi, Tere Liye mencoba menghadirkan
sesuatu yang tidak biasa dalam novelnya. Bumi
sangat patut dibaca. Selain karena temanya yang eksentrik, tokoh-tokohnya
pun membawa banyak pesan inspiratif unik.[]
Komentar
Posting Komentar