Langsung ke konten utama

Ulasan Lelaki-lelaki tanpa Perempuan Karya Haruki Murakami

Judul: Lelaki-lelaki Tanpa Perempuan
Penulis: Haruki Murakami
Terbit: 2022
Penerbit: KPG


Ini adalah kali kesekian membaca karya Haruki Murakami. Kali ini aku membaca kumpulan cerpennya. Biasanya yang aku baca adalah novel-novelnya. Kali ini karya-karya cerpen yang aku lahap benar-benar masih mirip dengan karya-karya Haruki Murakami sebelumnya, namun terasa lebih sangat pendek dan ringkas meskipun tercetak sampai puluhan halaman untuk sebuah cerpen yang ia karang di buku ini. Sebagian besar cerpen dalam buku ini telah terbit di koran-koran luar negeri, jadi bisa dicari sebenarnya tetapi dalam Bahasa Inggris. Kebetulan ini adalah karya-karya yang telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.

Di dalam buku ini terdapat tujuh cerpen. Cerpen-cerpen tersebut memiliki tema yang selaras yaitu tentang kisah laki-laki yang dikhianati, atau laki-laki yang jatuh cinta namun bertepuk sebelah tangan, atau cerita khas Murakami tentang kesepian dan kesendirian yang tentu saja berpusat ke tokoh laki-laki yang kebanyakan bernasib malang tanpa memedulikan latar belakanganya seperti lelaki itu mapan atau lelaki itu cerdas atau lelaki itu awalnya bernasib mujur.

Cerpen pertama yang menjadi pembuka berjudul Drive My Car. Cerpen ini menceritakan seorang laki-laki yang bekerja sebagai aktor teater. Akhir-akhir ini lelaki tersebut tidak bisa mengendarai mobilnya sendiri karena SIMnya ditahan. Maka ia pun menyewa seorang supir bayaran yang mana seorang gadis muda. Konflik dari cerpen ini sebenarnya terjadi pada flashback saat si lelaki menceritakan kisah hidupnya yang sendu. Tentang istrinya yang meninggal. Semasa hidupnya lelaki tersebut ternyata diselingkuhi meskipun ia tahu ia lebih dari cukup untuk istrinya. Selama hidupnya ia pun tahu istrinya selingkuh namun lelaki itu diam. Yang membuat cerita ini menarik mungkin bagaimana si lelaki yang coba mencari tahu kenapa almarhum istrinya selingkuh. Sedih sekali. Meskipun pada akhirnya pembaca akan dibuat merasa puas mungkin dengan jalan cerita cerpen ini, mungkin mereka juga akan menaruh simpati pada lelaki karena ia mencoba tegar dan kuat meskipun dikhianati. Hal yang menarik adalah tentang supir yang mencoba memandang bagaimana permasalahan ini. Meskipun ia perempuan, ia tentu saja tak memihak sang istri bahkan ia mengatakan hal yang mungkin akan membuat pembaca sadar bahwa memang perempuan bukan individu yang mudah dimengerti. Bahkan untuk urusan perselingkuhan ini, hal itu memang lebih kompleks dari sekadar cerita si lelaki aktor teater.

Cerita berikutnya berjudul Yesterday. Cerita ini tentang sosok cowok yang masih remaja. Ia memiliki teman cowok yang begitu unik dari perilaku sampai gayanya. Konflik terjadi saat si teman cowok karakter utama ini memiliki kekasih yang tidak dianggap. Istilahnya cewek tersebut seperti memerlukan pengakuan, terutama kasih sayang. Anehnya, si teman cowok malah memperbolehkan pacarnya bermesraan dan menjalin kasih dengan cowok karakter utama. Rasanya memang tidak masuk akal, namun seperti itulah yang terjadi di cerita ini. Mungkin yang membuat pembaca akan tetap membaca cerita ini karena cerita tidak berpusat ke romansa, namun ke cerita tentang memahami pikiran laki-laki yang kadang memang sulit ditebak. Pada akhirnya hal-hal sedih dan getir juga terjadi di cerita ini namun memang tak setragis dalam cerita lain di buku ini. Menurutku yang membuat cerita ini menarik juga tentang bertaburannya unsur simbolisasi dan referensi musik yang khas Murakami. Salah satu simbolisasi adalah tentang bulan hitam es yang menjadi gambar sampul depan di buku ini. Kalau tidak salah, itu menceritakan tentang hubungan romansa yang disangsikan karakter utama perempuan di buku ini. Memang itu multitafsir, mungkin tentang hubungan asmara yang kadang tak berumur lama alias hanya sementara.

Berikut  ini adalah gambar daftar isi buku. Empat cerita favoritku adalah yang diberi tanda stiker. 

Cerita berikutnya yang masuk sebagai salah satu favoritku adalah Organ Mandiri. Ini kisah yang mungkin sangat pilu. Tentang kehidupan pria dewasa yang hampir paruh baya. Dia bukan pria biasa karena dia seorang dokter kulit terkenal dan handal yang memiliki klinik yang selalu ramai dan terpercaya. Dia memiliki pesona yang sangat cemerlang sehingga selalu mudah menaklukkan hati perempuan manapun. Ia tak berkomitmen dan selalu menganggap hubungan yang ia jalin untuk kenikmatan semata. Dan yang terpenting adalah dia punya prinsip untuk tidak berhubungan dengan perempuan yang telah berkeluarga. Hidupnya seperti suatu kesempurnaan yang penuh kenikmatan hingga pada suatu hari ini menganggap suatu hubungan yang tengah ia bangun benar-benar serius. Ia jatuh cinta. Kisah tragis pada akhirnya terjadi menimpa sang dokter. Memang sangat mengejutkan saat aku tahu Murakami membawa ceritanya ke arah itu. Yang bisa mungkin dipelajari dari kisah ini adalah bagaimana seharusnya kita bersikap saat hati telah tertaut dengan yang lain. Bagaimana seharusnya kita menjaga untuk tetap waras saat jatuh cinta. Memang bukan hal mudah untuk dilakukan karena biasanya bahkan orang paling jenius pun menjadi dungu saat panah merah jambu menusuk ke dalam relung jiwanya. Namun, tetap rasional saat jatuh cinta perlu dicoba agar tak menjadi gila karenanya. Itu yang kupetik dari cerita ini. 

Kisah favoritku yang lain adalah kisah berjudul Samsa Jatuh Cinta. Saat itu, karena buku ini tak sempat aku bawa saat ingin kubaca, maka aku pun membaca cerita ini lewat New Yorker online, karena cerita itu pernah terbit di sana versi Bahasa Inggris. Saat aku update progress telah membaca buku ini, salah seorang teman memberitahuku bahwa ini cerita sekuel atau prekuel karya Kafka. Ya, dalam novel Metamorphosis karya Franz Kafka bercerita tentang Gregor Samsa yang berubah menjadi serangga yang digambarkan mirip atau berbentuk kecoa. Cerita ini mungkin lumayan dibanding cerita lainnya karena selain tema alegori yang mungkin coba diangkat, karakter Samsa pun unik. Ia mencoba keluar dari dalam rumah yang mengurungnya selama ini dalam keadaan dia yang penuh dengan tanda tanya, sepertinya karakternya pun memang digambarkan tidak begitu sama seperti orang kebanyakan. Ia jatuh cinta pada wanita bongkok yang mencoba membuatnya lepas dari kurungan. Bahkan, tokoh wanitanya pun sarkastik dan tidak seperti kebanyakan tokoh wanita dalam cerita ini yang sebagian besar berani berkhianat dan membuat pria-pria menderita. Yang membuatku sungguh suka dengan cerita ini memang banyak, maka mungkin aku akan langsung berkata bahwa lebih baik langsung saja baca cerita ini karena memang ceritanya sekeren itu. Sungguh unik, menarik, dan mungkin agak sedikit vulgar namun bukan tentang hal yang sangat-sangat berahi coba dituturkan Murakami, tetapi hal yang normal saja barangkali dibandingkan pembahasan seks seperti di cerita dia yang lain di buku ini atau buku lain karyanya.

Ada tiga cerita tersisa yang belum dibahas. Namun, karena aku merasa cerita-cerita yang telah kubahas mungkin lebih dari cukup menggambarkan isi buku ini, mungkin tak akan aku ceritakan apa yang terjadi pada cerita yang tersisa. Tiga cerita itu adalah Kino, Lelaki-lelaki Tanpa Perempuan, dan Syahrazad. Meskipun begitu, cerita-cerita itu juga masih selaras dengan cerita-cerita yang telah kusebutkan. Ya, memang hanya saja mereka kurang membekas dibenakku sehingga tidak menjadi favoritku.

Ayo segera baca karya Murakami ini, dijamin akan menjadi kecanduan dan akan segera tertarik dengan karya-karya dia yang lain. Semoga suka jika berkenan membaca karya beliau yang satu ini, sangat recommended! [] 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)