Langsung ke konten utama

Ulasan Heartstopper (Review Singkat Series Remaja)

 


Siapa yang tidak suka dengan film remaja atau series bertema remaja? Terutama series luar yang biasanya mengangkat tema menarik dan berplot sangat-sangat tak terduga contoh series terkenal di Netflix berjudul Sex Education yang mengangkat problematika kehidupan seks remaja-remaja di Inggris, atau series berjudul Never Have I Ever tentang pergolakan batin remaja perempuan yang sebenarnya cerdas namun dia sangat pemberontak, semua series itu bertema komedi, setidaknya dibalut dengan nuansa komedi yang kental. Kali ini aku baru saja menonton series terbaru di Netflix berjudul Heartstopper. Series ini merupakan adaptasi dari komik berjudul sama di Webtoon.

Cerita dalam series ini berpusat ke Charlie, seorang remaja di Inggris kelas sepuluh. Dia akan masuk ke kelas baru dan pada kelas itu dia semeja dengan Nick yang kelas sebelas. Mereka memilih kelas yang sama dan tentu saja kedua remaja cowok itu belum saling kenal alias baru saja bertemu. Charlie mungkin merasa gusar karena pengalaman pada tahun sebelumnya di sekolah tidak mengenakkan karena dia dirisak sebab melela memiliki rasa ketertarikan ke sesama jenis. Maka, dia pun masih memendam luka itu dan masih khawatir akan mendapatkan perlakuan serupa tahun ini. 

Di cerita series Heartstopper season satu ini, cerita tentang Charlie dan Nick akan membuat penonton mungkin merasa hangat dengan keseluruhan komponen cerita film series berjudul Heartstopper ini yang sudah lebih dahulu tenar karena banyak dibaca di website komik Webtoon. Heartstopper ini memiliki banyak penggemar sehingga tak ayal dibuatlah series berjudul sama yaitu Heartstopper. Ceritanya memang benar-benar berbeda dibanding film-film atau series bertema sama alias mirip sebut saja seperti series Young Royals di Netflix. Biasanya cerita-cerita dalam film atau series bertema serupa mengangkat tema tersebut di mana di dalamnya ada peran-peran vital yang menentang seperti di film Love, Simon, di series ini semua digambarkan mayoritas supportive, hanya ada beberapa peran kecil yang menentang dan tentu saja tidak menimbulkan efek signifikan ke alur atau plot cerita.

Bahkan cerita di dalamnya pun mengangkat kebingungan Nick yang merasa bahwa dirinya memang tidak seperti kebanyakan orang alias dia merasa tidak heterosexual, tetapi lebih dari itu penonton bisa menemukan sendiri jawabannya lewat menonton series berjudul Heartstopper yang sudah tayang di Netflix ini. Sepertinya series ini banyak memuaskan hati penonton karena seperti yang sudah kubilang tadi bahwa temanya dibalut dengan apik dan tidak seperti kebanyakan film atau series bertema sejenis. Banyak yang menyatakan bahwa series ini terasa manis, melegakan, dan tentu saja sangat menginspirasi banyak orang. 

Series ini memang memiliki kelebihan-kelebihan lain selain temanya yang digambarkan dan divisualisasikan dengan sangat baik. Menurutku sih karakter-karakternya juga kuat, seperti contohnya Charlie yang digambarkan sedikit gloomy dan penuh kekhawatiran, lalu ada Nick yang memiliki karakter sangat hangat, setia kawan, baik hati, atletik, dan banyak lagi (kadang aku berpikir bahwa karakter Nick terlalu too good to be true), juga ada teman-teman karib Charlie yang sangat-sangat setia kawan dan sangat-sangat orisinil, seperti Tao yang berwatak blak-blakan dan sangat tidak ragu untuk melawan perundung-perundung Charlie, atau ada Elle yang misterius dan elegan, tentu saja ada Tara yang sempurna namun penuh kekhawatiran juga dan tak lupa ada Isaac si kutu buku serta Darcy yang sangat positif dan optimistik. Rasanya Charlie sangat beruntung memiliki teman-teman sedemikian rupa.

Series ini dari segi cerita dan seluruh komponen-komponennya hampir sempurna sebagai series remaja. Temanya mungkin jarang untuk diulik beberapa penonton, namun coba saja lihat secara keseluruhan karena memang kualitasnya jempolan dan layak diapresiasi.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

Ulasan Novel Sang Keris (Panji Sukma)

JUDUL: SANG KERIS PENULIS: PANJI SUKMA PENERBIT: GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA TEBAL: 110 HALAMAN TERBIT: CETAKAN PERTAMA, FEBRUARI 2020 PENYUNTING: TEGUH AFANDI PENATA LETAK: FITRI YUNIAR SAMPUL: ANTARES HASAN BASRI HARGA: RP65.000 Blurb Kejayaan hanya bisa diraih dengan ilmu, perang, dan laku batin. Sedangkan kematian adalah jalan yang harus ditempuh dengan terhormat. Matilah dengan keris tertancap di dadamu sebagai seorang ksatria, bukan mati dengan tombak tertancap di punggungmu karena lari dari medan laga. Peradaban telah banyak berkisah tentang kekuasaan. Kekuasaan melahirkan para manusia pinilih, dan manusia pinilih selalu menggenggam sebuah pusaka. Inilah novel pemenang kedua sayembara menulis paling prestisius. Cerita sebuah keris sekaligus rentetan sejarah sebuah bangsa. Sebuah keris yang merekam jejak masa lampau, saksi atas banyak peristiwa penting, dan sebuah ramalan akan Indonesia di masa depan. *** “Novel beralur non-linier ini memecah dirinya dalam banyak bab panja

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)