Langsung ke konten utama

Review The Star and I by Ilana Tan

 


Paperback344 pages
Published January 2021 by Gramedia Pustaka Utama

Novel The Star and I ini merupakan novel terbaru karangan Ilana Tan. Tulisan Ilana masih sama manisnya dengan tulisan-tulisan sebelumnya. Kadar kemanisannya itu lho enggak terlalu berlebihan dan biasanya tulisannya emang berplot sinetron sih, cuma dengan segala kesederhanannya Ilana bisa membuat cerita-ceritanya tampak baik-baik saja, mudah diterima bahkan malah banyak disukai. Tak salah kalau label penulis Mega Bestseller disematkan padanya.

Novel ini mengisahkan dua orang yang sudah saling mengenal. Itu merupakan hal yang jarang terjadi sebenarnya di novel-novel Ilana. Konfliknya sendiri bergulir ketika Olivia sang pemain teater dikunjungi Rex yang seorang penulis lirik lagu naik daun. Ternyata selama sembilan tahun ini mereka tidak saling berkomunikasi dan masih memiliki masalah yang belum selesai.

Sepertinya keduanya masih menyembunyikan perasaan masing-masing. Dan tentu saja keduanya saling gengsi mengakui hal yang sebenarnya ingin mereka katakan sejak dulu. Bagaimana kelanjutan kisah mereka ditengah pencarian orangtua kandung Olivia?

Yang bisa aku dapatkan dari novel ini adalah tentang pesan bahwa kenyataan memang tidak selamanya indah. Kadang kita harus menerima kenyataan itu segetir apa pun rasanya demi kebaikan kita sendiri. Hal ini tercermin dari plot hubungan Rex dan Olivia beserta plot cerita pencarian orangtua kandung Olivia.

Untungnya, selalu ada hal positif yang setidaknya bisa kita ambil dari setiap hal-hal tidak menguntungkan yang kita temui dalam hidup yang kadang sudah berjalan tidak mulus.

Melalui Olivia kita akan belajar bahwa masih ada kok hal-hal yang bisa kita syukuri meskipun hal paling kelabu dalam hidup kita ternyata menjadi bayang-bayang yang selalu menghantui sepanjang perjalanan hidup kita. Dan melalui Rex kita bisa mencoba turut menghindari kesalahan-kesalahan konyol yang bisa menjerumuskan kita ke dalam jurang kehidupan yang perih. Pun belajar untuk tidak mengulanginya lagi.

The Star and I adalah novel yang manis dan penuh dengan pelajaran positif yang diceritakan sama sekali tidak menggurui. Sebuah bacaan santai yang bisa mencerahkan hari bagi pembaca yang menikmati kisah sederhana berlatar di bawah langit New York itu.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

[Travel Writing] Bale Kabuyutan Desa Ciledug Wetan Cirebon

Kemarin mencoba datang ke tempat yang belum pernah dikunjungi. Kebetulan daerah dekat rumah saya. Tulisan ini tadinya telah terkirim ke media tempat PKL saya. Tapi, nasibnya naas karena harus berakhir di recycle bin komputer redaktur. Jadi, saya share saja di blog. Bale kembang di Bale Kabuyutan. (Dok. pribadi) Berlokasi tepat di belakang kantor kuwu Desa Ciledug Wetan Kecamatan Ciledug, Bale Kabuyutan masih berdiri kokoh hingga kini. Bale Kabuyutan adalah salah satu situs peninggalan budaya leluhur Cirebon berbentuk bale kambang (tempat tidur dari kayu). Benda itu tersimpan di dalam ruangan berukuran sekitar 20 x 30 meter. Sedangkan bale kambang itu memiliki ukuran panjang 5 m, lebar 3 m, dan tinggi 0,5 m serta disangga oleh enam tiang. Menurut Mundara (62) selaku juru kunci Bale Kabuyutan, tempat tersebut dulunya difungsikan sebagai tempat pengambilan sumpah bagi mereka yang hendak menganut Islam. Mundara yang sejak tahun 2002 menjadi juru kunci di tempat itu menuturkan bah...

The Cat Returns (2002), Sebuah Ulasan Singkat

Film ini mengisahkan seorang siswa bernama Haru yang kurang bisa menikmati hidupnya karena terasa membosankan. Haru memendam perasaan kepada siswa cowok di sekolahnya namun sayang Haru harus menelan pil pahit karena dia tahu cowok itu sudah memiliki kekasih. Hidup Haru berubah saat dia kemudian menyelamatkan seekor kucing yang akan tertabrak mobil. Sejak saat itu, Haru kembali mempertanyakan kembali makna kebahagiaan dalam hidupnya. Menonton film ini membuatku merasa bahagia dan tenang. Mungkin lebih ke perasaan tentram sepanjang menonton filmnya. Karena aku pikir plot dalam film ini sungguh sangat mudah dicerna namun aku tidak protes. Tidak seperti kebanyakan film lainnya kreasi studio Ghibli, film ini seakan tidak berusaha membuat pusing penontonnya, ya mungkin memang sengaja dibuat mudah ditebak dari segala aspek filmnya.  Menurutku, penonton akan mengambil hikmah tentang tidak banyak menggerutu dalam menjalani hidup saat mereka menuntaskan menonton film ini. Karena ...