Review
Ospek selalu penuh
dengan kejutan, terutama bagi seorang mahasiswa baru, bagi mereka kegilaan-kegilaan
tak ada habisnya dilontarkan senior baik fisik maupun mental. Ternyata di perguruan
tinggi swasta pun ada ospek, tidak hanya di perguruan tinggi negeri. Raya yang
tahu fakta ini langsung terkejut, untung saja sosok kakak tingkat yang pertama
ia temui di kampusnya adalah Romeo, kakak senior dengan mata jernih dan sosok
yang akan mengingatkannya terus pada Remy, teman di masa lalunya yang telah
tiada.
Tetapi Raya tetaplah
apes, karena ia menemukan sosok yang sangat menyebalkan kemudian, sosok galak
yang selalu mengintimidasinya lewat kata-kata, bahkan di hari pertama Raya di
kampus pun, sosok ini selalu membuatnya merasa tak nyaman. Ruben, kakak senior
yang satu ini menyiksa Raya karena telat dua puluh menit, apa mau di kata? Raya
pun menjadi bulan-bulanan Ruben setelah itu.
Raya misuh-misuh
sepulangnya dari kampus. Ia jengkel-sejengkel-jengkelnya pada Ruben. Kakaknya
bernama Albert, ternyata peka juga pada Raya, ia memberitahu katanya ada
temannya yang jadi kakak ospek di jurusan Raya. Dan Raya lagi-lagi terkejut,
ternyata dia Ruben. Cucu dari pemilik yayasan kampusnya, Ruben punya julukan
‘pangeran kampus’.
Raya pun sekarang
seperti punya tameng sendiri, kalau Ruben macam-macam terus padanya, ia akan
lapor pada kakaknya (Albert). Tetapi, memang ini bukanlah urusan antara dirinya
dengan Ruben, tetapi ini urusannya terhadap akibat keterlambatannya di hari
pertama ospek. Alhasil, Ruben terus menghantui Raya setiap dia di kampus,
tetapi percekcokan mereka layaknya Tom dan Jerry, lalu apakah perselisihan itu
akan berubah jadi hubungan yang lain? Sementara itu Raya masih mengingat-ingat
sosok itu, Romeo. Ternyata dia teman baik Ruben, lalu apa yang akan dilakukan
Raya? Sementara Romeo pun masih terngiang-ngiang sosok Raya, gadis itu terus
mengingatkannya pada adiknya yang telah urung dari dunia beberapa tahun lalu …
Lupita.
Membaca karya perdana
seorang penulis itu selalu terasa istimewa bagi saya. Karena entah sepertinya
setiap buku debut itu selalu mengedepankan setidaknya satu sisi orisinalitas.
Lalu apa yang menjadi primadona di buku bersampul merah jambu ini? Jawabannya
adalah plot yang rapih plus cinta segitiga yang dituturkan dari sudut pandang
yang benar-benar berbeda.
Saat Ruben dan Raya
sudah mulai merasa bosan dengan segala perselisihan yang mereka lakukan, cinta
pun hadir pelan-pelan di antara mereka, tentu dominasi Ruben yang lebih
kentara. Tetapi diam-diam ada sosok lain yang mencintai Raya pula, yaitu Romeo.
Di awal-awal buku, penulis langsung menampilkan konflik tersebut, tak disangka
saya merasa tertipu karena Romeo fine-fine
saja saat gadis yang dicintainya ternyata diminati oleh sahabat baiknya pula,
dan ia langsung merelakan segalanya untuk sahabatnya, benar-benar cowok yang
tulus.
Sedangkan Raya
sebenarnya setengah-setengah menerima Ruben, semua karena Albert lebih menyarankan
Raya untuk memilih Ruben, tetapi ia masih menyimpan rasa pada Romeo,
sampai-sampai pada salah satu part Raya
berkata pada Romeo, “Bukankah cinta
sejati itu harus diperjuangkan sampai maksimal? Kamu memberitahuku soal dua
orang teman yang berebut taksi, tetapi menurutku ada dua jawaban, si teman yang
merelakan taksi itu bisa saja merebut taksi lebih dulu atau menunggu sampai
taksi itu datang kembali alias menunggu sampai temannya puas memakai taksi.”
Teenlit ini terasa
lebih kentara sisi laki-lakinya karena sepanjang cerita plot Romeo dan Rubenlah
yang terus digali. Contohnya ketika Raya terus menerus diundang Romeo ke
rumahnya meskipun ia sudah jadian dengan Ruben, itu semua semata-mata karena
mama Romeo yang menginginkannya. Raya benar-benar mirip dengan Lupita,
begitulah menurut mama Romeo plus kakaknya Romeo bernama Jeff yang notabene
teman kakak sulungnya Raya─Andre, huft sebenarnya
banyak kebetulan yang terlalu manis sih di buku ini, meskipun tak terlalu
berpengaruh pada cerita sehingga masih dimaafkan.
Romansanya sendiri pun
terkesan begitu kental karena sublot lain turut membangun konstruksi cerita
yang makin kokoh. Contohnya kehadiran Sasha, gadis yang masih menjadi pacar
Romeo yang dua tahun lalu lenyap bak ditelan bumi, namun Romeo tahu dari mbok
pembantu rumah Sasha bahwa gadis itu pergi ke Brisbane bersama orangtuanya,
namun tetap saja selama lebih dari tujuh ratus hari gadis itu sama sekali tak
bisa dihubungi. Dan saat ia muncul, Romeo merasakan hambar yang luar biasa,
mungkin karena kehadiran Raya pula. Lalu apa dia akan menutuskan Sasha?
Sisi persahabatlah yang
kuat di buku ini. Meskipun Ruben acap kali mendapati Romeo bersenang-senang
terus dengan Raya, ia memaafkan perbuatan keduanya, karena ia yakin sahabatnya
Romeo tak menginginkan hal tersebut terjadi. Awalnya Ruben memang marah besar
sampai-sampai ia sengaja mengempesi ban mobil Romeo lewat tangan juniornya,
juga mengambil Sela sang sahabat Romeo saat mereka kerja kelompok, lalu tak
membolehkan pacarnya Sasha untuk bertemu dengannya selama beberapa hari. Tetapi
semuanya menyadarkan Ruben karena ia melihat Romeo tak membalas semua perbuatan
buruknya, malah Romeo membalas semua kejahatan Ruben dengan sebuah kebaikan,
menolongnya ketika terjebak di jalan, Romeo membelikan Ruben bensin saat mobil
cowok itu ngadat di tengah jalan.
Rasanya novel yang
tidak terlalu tebal ini semua unsurnya komplit, dari mulai romansa yang
mencakup hubungan segitiga Raya, Ruben, Romeo, juga ada rasa kekeluargaannya
pula saat hubungan Romeo yang begitu dekat dengan mamanya, adik, dan kakaknya
pula dan Raya dengan Albert plus Andre. Serta pesan persahabatannya tajam
sekali: Romeo, Ruben, Sela, dkk.
Kenapa memakai strawberry di judulnya? Ternyata
sepanjang cerita, Raya selalu bergumam, “Cinta
itu ibarat strawberry yah, ada rasa manisnya, juga ada asamnya juga.
Benar-benar buah cinta.” Kata-kata itu selalu ia ucapkan sepanjang cerita
karena ia tahu dirinya mencintai siapa namun ia tak sanggup meraihnya, pun
orang yang ia cintai sangat menyayanginya, tetapi ia tak sanggup melukai hati
sahabatnya.
Lalu,
apakah Raya akan jadian dengan Ruben atau Romeo? Semua jawabannya lengkap
tersaji di buku ini, penceritaannya yang renyah sungguh bisa jadi membuat Anda
tak bosan ketika membacanya. Dan ada sedikit bocoran tentang karakter Raya,
jangan sekali-kali memprediksikannya sebagai gadis galau yang hobi nangis,
karena dia telah kuat selama ini hidup hanya dengan ayah plus dua kakak
laki-lakinya, pantas kalau dia strong,
meskipun mahasiswa jurusan komunikasi, ternyata dia hobi loh ikut balapan liar?
So, this book is awesome! Great![]
Themanya apa
BalasHapusRomance remaja
Hapus