Langsung ke konten utama

Sakura Wonder


Judul                    : Sakura Wonder
Penulis                 : Silvia Iskandar
Penerbit                : Gagas Media
Tahun terbit         : 2012
Harga                    : Rp. 42.000
Jumlah halaman  : 246 halaman
Blurb
Pertemuan denganmu adalah keadaan yang tak bisa kuhindari. Dan saat kau menawarkan persahabatan, aku sadar ini hanya bab awal bagi cerita kita.

Dari hari ke hari, benih itu tumbuh di hatiku hingga menjadi pohon sakura yang kokoh. Rimbun bunganya di atas kepala kita, menyejukkan udara yang sudah sarat aroma khas musim semi.

Hatiku berdebar-debar karena hadirmu. Aku tak mungkin salah mengartikan tanda-tandanya. Kaulah yang kuinginkan membisikkan kata paling indah di telingaku:

Aishiteru

Review
Bagaimana rasanya kalo harus menjalani hari-hari baru dengan orang lain? Orang-orang yang akan menjadi saksi kesuksesan kita kelak? Orang-orang yang punya latar belakang hidup mirip dengan kita, tentu saja kita akan excited menghadapinya bukan? Apalagi punya tujuan hidup yang hampir sebelas duabelas dengan kita? Menurut saya itu indah. Ketika harus tinggal seatap dengan orang-orang satu perjuangan—

Inilah yang dialami Lily, Erik, dan Sigit. Mereka sama-sama memburu beasiswa di perguruan tinggi di Jepang, namun mereka harus melewati dulu suka duka hidup sebelum mimpi mereka tercapai. Ya, mereka harus hidup di asrama dulu, menjalani sekolah Bahasa Jepang dulu, dan tentu saja harus melewati serangkaian tes agar mereka menjadi mahasiswa terpilih di negeri matahari terbit itu, semuanya tidak mudah dalam novel bergenre campus drama ini karena mencampur adukkan segalanya jadi satu: luka, cinta, perasaan terpendam, nafsu, strategi bertahan hidup, bahkan idealisme.

Mbak Silvia Iskandar sebagai penulis buku ini mampu menghadirkan karakter Lily yang sebenarnya rapuh menjadi gadis yang agak bimbang. Kebimbangannya tercetak saat ia melakoni karakter perempuan utama, orang yang dicintai dan mencintai Erik, namun dia sangat galau karena perbedaan yang begitu mencolok antara dirinya dan Erik (ras, agama). Lalu Erik yang merupakan lawan main Lily, dia digambarkan sangat konsisten baik dalam perilaku usahanya untuk bertahan di Jepang dan dalam hal menyayangi Lily, dia mau melakukan apapun demi Lily, meski sayang Lily sangat berhati-hati dalam bersikap. Sedangkan Sigit yang juga satu atap dengan mereka di asrama dan satu kelas dengan Lily di kelas sementara merupakan pemuda yang sebenarnya cerdas, namun ia terlalu keras kepala dan tidak pandai mengendalikan nafsu, sampai akhirnya dirinya terjerat cinta segitiga dengan Azizah (gadis blasteran dengan darah Indonesianya) yang digambarkan alim juga ada Keiko si gadis Jepang yang obsesinya hanya Sigit: ia mau melakukan apapun demi Sigit.

Konflik novel ini seputar kisah asmara antara Lily dan Erik, juga antara Sigit, Azizah, dan Keiko, namun itu semua dibalut dalam alur yang apik karena memang patokan novel ini adalah campus drama, seolah plot yang tidak ditebak dibiarkan meluncur di setiap halamannya, seperti contohnya hubungan Sigit dan Lily yang semula digambarkan renggang karena Sigit yang begitu dingin namun akhirnya semuanya mengalir karena akhirnya Lily tahu kehidupan Sigit, dan lain sebagainya.

Amanah novel ini simple saja, yaitu mengingatkan kita untuk selalu fokus pada tujuan hidup. Karena sekali kita keluar jalur dari apa yang telah kita rencanakan hanya akan membuat sesuatu di depan sana melenceng untuk ditangkap. Seperti akhir dari novel ini, bisa dibilang sad karena tokoh-tokohnya hanya beberapa saja yang mencapai mimpinya. Sekali lagi, novel ini begitu istimewa karena setting-nya di Jepang dan mengambil background kehidupan anak-anak Indonesia yang tengah berjuang menggapai gerbang kesuksesan mereka di Jepang. Recommended banget pokoknya![]

Komentar

  1. Thank you atas review-nya, kalau punya account Goodreads boleh juga dong di co-paste :)

    BalasHapus
  2. oke deh mbak, makasih udah berkunjung ..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Sumur Karya Eka Kurniawan (Sebuah Review Singkat)

 

Ulasan Sex/Life Season 1 (Review Sex/Life, Series Barat Bertema Dewasa)

 

[Travel Writing] Bale Kabuyutan Desa Ciledug Wetan Cirebon

Kemarin mencoba datang ke tempat yang belum pernah dikunjungi. Kebetulan daerah dekat rumah saya. Tulisan ini tadinya telah terkirim ke media tempat PKL saya. Tapi, nasibnya naas karena harus berakhir di recycle bin komputer redaktur. Jadi, saya share saja di blog. Bale kembang di Bale Kabuyutan. (Dok. pribadi) Berlokasi tepat di belakang kantor kuwu Desa Ciledug Wetan Kecamatan Ciledug, Bale Kabuyutan masih berdiri kokoh hingga kini. Bale Kabuyutan adalah salah satu situs peninggalan budaya leluhur Cirebon berbentuk bale kambang (tempat tidur dari kayu). Benda itu tersimpan di dalam ruangan berukuran sekitar 20 x 30 meter. Sedangkan bale kambang itu memiliki ukuran panjang 5 m, lebar 3 m, dan tinggi 0,5 m serta disangga oleh enam tiang. Menurut Mundara (62) selaku juru kunci Bale Kabuyutan, tempat tersebut dulunya difungsikan sebagai tempat pengambilan sumpah bagi mereka yang hendak menganut Islam. Mundara yang sejak tahun 2002 menjadi juru kunci di tempat itu menuturkan bah...